ITS menjadi juara pertama dalam Combustion Grand Prize dan Gasoline Fuel Award. Kedua penghargaan tersebut masuk dalam kategori Urban Concept.

"Kemenangan tersebut banyak ditopang oleh kelebihan mobil sapu angin yang bobotnya ringan, yakni mencapai 93 kilogram," kata Witantyo , Dosen pembimbing yang mendampingi Tim mahasiswa ITS kepada wartawan di Jakarta, Rabu (14/7)

Dalam Combustion Grand Prize, ITS didampingi oleh tim dari Universitas Indonesia yang meraih juara kedua dan ketiga. Masing-masing mobil irit UI itu mencatat angka konsumsi BBM 61,8 km per liter dan 54,5 km per liter. Mereka mengalahkan peserta lain seperti dari Jepang dan Thailand.

Menurut Witantyo, peningkatan kinerja beberapa komponen ditambah dengan efisiensi mesin menjadikan mobil Sapu Angin Dua unggul dalam kelas urban concept di antara mobil 15 universitas ternama Asia.

Selain Sapu Angin Dua yang berkapasitas 110 cc , ITS dalam lomba tersebut juga membuat mobil Sapu Angin Satu. Namun tidak seperti Sapu Angin Dua yang mirip mobil konvensional beroda empat, Sapu Angin Satu ini masuk kategori mobil prototipe futuristik mirip gokart dengan kapasitas mesin 40 cc. Mobil ini tercatat bisa melaju hingga 234 km per liter.

Untuk kategori prototype ini tim dari Indonesia belum dapat meraih juara. Tim mahasiswa Indonesia masih kalah dari Thailand (1.521 km per liter), Jepang (1.235 km per liter) dan China (940 km per liter) yang merupakan pemenang dari Combustion Grand Prize.

"Memang Sapu Angin Satu belum maksimal karena berbagai macam kendala," ungkap Witantyo..

Dari Indonesia sendiri ada 8 tim dari 4 Perguruan Tinggi yaitu Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) yang berlomba di SEM