Atasi Hipertensi dengan Cabai
Cabai Merah -- magazine.ayurvediccure.com MENGONSUMSI cabai ternyata dapat membantu menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Kandungan cabai yang memberikan sensasi rasa pedas, dikenal dengan nama kapcaisin, dapat merelaksasikan pembuluh darah.
"Kami telah mengungkap ternyata mengonsumsi kapcaisin, kandungan terbanyak pada cabai, dalam jangka waktu lama dapat menurunkan tekanan darah tinggi pada tikus yang menderita hipertensi secara genetik," ujar Zhiming Zhu dari Universitas Third Military Medical di Chongqing, China.
"Namun, pengaruhnya memang bergantung pada aktivasi kronis dari sesuatu yang disebut transient receptor potential vanilloid 1 (TRPV1) yakni sebuah saluran yang ditemukan pada saluran pembuluh darah. Aktivasi pada saluran itu mengarah pada peningkatan produksi oksida nitrat, yakni sebuah molekul gas yang melindungi pembuluh darah terhadap inflamasi dan disfungsi."
Hasil penelitian Zhu ini telah dimuat di jurnal Cell Metabolism edisi Agustus 2010. Ini bukanlah penelitian pertama untuk yang mencari kaitan molekular antara kapsaicin dan penurunan tekanan darah. Adapun studi sebelumnya hanya meneliti paparan akut atau jangka pendek terhadap kimia, bukan pengobatan jangka panjang dengan kapsaicin pada tikus guna mengatasi hipertensi. Lebih jauh, peneliti mengatakan analisis epidemologi diperlukan untuk menerapkan penemuan itu terhadap manusia.
Tingkat penderita hipertensi di wilayah timur laut China mencapai 20 persen, sedangkan di wilayah barat daya China hanya 10-14 persen. Zhu menerangkan, "Masyarakat di barat daya China memang lebih gemar mengonsumsi makanan yang menggunakan cabai. Contohnya saja makanan khas lokal Chongqing."
Ia menambahkan kini juga ada cabai asal Jepang yang mengandung capsinoid yang menghasilkan rasa panas, tapi tak pedas seperti kapcaisin.(Pri/X-12)
"Kami telah mengungkap ternyata mengonsumsi kapcaisin, kandungan terbanyak pada cabai, dalam jangka waktu lama dapat menurunkan tekanan darah tinggi pada tikus yang menderita hipertensi secara genetik," ujar Zhiming Zhu dari Universitas Third Military Medical di Chongqing, China.
"Namun, pengaruhnya memang bergantung pada aktivasi kronis dari sesuatu yang disebut transient receptor potential vanilloid 1 (TRPV1) yakni sebuah saluran yang ditemukan pada saluran pembuluh darah. Aktivasi pada saluran itu mengarah pada peningkatan produksi oksida nitrat, yakni sebuah molekul gas yang melindungi pembuluh darah terhadap inflamasi dan disfungsi."
Hasil penelitian Zhu ini telah dimuat di jurnal Cell Metabolism edisi Agustus 2010. Ini bukanlah penelitian pertama untuk yang mencari kaitan molekular antara kapsaicin dan penurunan tekanan darah. Adapun studi sebelumnya hanya meneliti paparan akut atau jangka pendek terhadap kimia, bukan pengobatan jangka panjang dengan kapsaicin pada tikus guna mengatasi hipertensi. Lebih jauh, peneliti mengatakan analisis epidemologi diperlukan untuk menerapkan penemuan itu terhadap manusia.
Tingkat penderita hipertensi di wilayah timur laut China mencapai 20 persen, sedangkan di wilayah barat daya China hanya 10-14 persen. Zhu menerangkan, "Masyarakat di barat daya China memang lebih gemar mengonsumsi makanan yang menggunakan cabai. Contohnya saja makanan khas lokal Chongqing."
Ia menambahkan kini juga ada cabai asal Jepang yang mengandung capsinoid yang menghasilkan rasa panas, tapi tak pedas seperti kapcaisin.(Pri/X-12)



0 Komentar:
Posting Komentar