Iklan Imunisasi, Iklan Pembodohan!

Manusia adalah sebaik-baik penciptaan, termasuk sistem kekebalan tubuh yang dimilikinya. Buat apa bertubi-tubi  meng”import” sistem kekebalan tubuh lainnya yang berlabel vaksin imunisasi?
Beberapa hari kemarin saya berulang kali menyaksikan iklan layanan masyarakat yang menyodorkan sebuah “kesadaran” akan pentingnya masyarakat untuk membawa anak-anak balitanya ke pekan imunisasi nasional (PIN) untuk diberikan berbagai macam vaksin penyakit, sesuai tahapan-tahapannya.

Iklan yang dibintangi oleh Menkes dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH dan salah satu tokoh NU yaitu Gus Sholah (Sholahuddin Wahid) tersebut mengkampanyekan 2 hal besar, yaitu pentingnya pemberian imunisasi dan  keamanan akan imunisasi tersebut.
Pada kesempatan yang berbeda saya juga menyimak sebuah perbincangan disalah satu stasiun televisi swasta yang menampilkan 2 orang ibu yang anaknya meninggal dunia setelah diberikan imunisasi. Dokter yang menjadi narasumber acara tersebut juga mengkampanyekan bahwa imunisasi itu aman. Sedangkan dihadapannya ada 2 orang ibu yang harus kehilangan buah hatinya. Saat pembawa acara menyodorkan pertanyaan tentang apa yang menimpa 2 ibu tersebut, dokter tersebut hanya memberikan jawaban diplomasi bahwa ia tidak bisa memberikan jawaban pasti karena tidak melihat hasil pemeriksaan yang telah dilakukan terhadap 2 anak yang meninggal tersebut.
Artinya kampanye bahwa imunisasi itu aman adalah sebuah pembodohan dan kebohongan. Dua orang ibu yang kehilangan buah hatinya tersebut, tentu bukan korban yang pertama dan terakhir yang pernah kita dengar dan saksikan akibat dari pemberian vaksin imunisasi. Banyak ibu-ibu lainnya yang mengalami hal yang sama atau setidaknya mengalami kejadian yang sangat merepotkan dan membuat was-was ketika anaknya usai diberikan vaksin imunisasi. Panas yang sangat tinggi, kejang-kejang, hingga meninggal dunia adalah kejadian yang ada disekeliling kita.

Keberadaan Gus Solah dalam iklan kampanye vaksin imunisasi tersebut merupakan pembodohan disisi yang lain. Membawa-bawa tokoh agama untuk mengkampanyekan pemberian vaksin imunisasi kepada masyarakat luas, sehingga masyarakat tertarik dan mengikuti ajakan tersebut merupakan upaya yang dilakukan oleh iklan tersebut. Materi iklan dengan kenyataan yang terjadi dilapangan adalah dua hal yang bertolak belakang. Kalau imunisasi aman tentu tidak akan terjadi hal-hal seperti yang dialami oleh 2 ibu tersebut dan ibu-ibu lainnya yang tidak terekspos oleh media.
Sedikit atau banyak korban yang diakibatkan oleh pemberian vaksin imunisasi, akibat yang ringan mulai  dari kondisi tubuh yang panas hingga kejang-kejang, bahkan kematian seharusnya dijadikan evaluasi para pihak yang terkait dan tidak menutup mata. Kejadian-kejadian yang ada seharusnya membuka mata kita bahwa sesungguhnya pemberian vaksin imunisasi tersebut tidak aman. Bukan seperti yang digembor-gemborkan dalam iklan, itu pembodohan dan penipuan!.
Dari sisi iklan dan kenyataan yang terjadi dilapangan saja kita sudah diberikan dua hal yang bertolak belakang. Ada apa dengan kengototan pemberian vaksin imunisasi?, motivasi bisnis atau ada hal-hal yang tidak terjangkau oleh pemikiran para penikmat (*korban*) iklan dan kampanye imunisasi tersebut?
Mengapa masyarakat tidak diberikan pemahaman dan kesadaran saja akan pentingnya menjaga dan memelihara kekebalan tubuh yang sudah dimiliki dan alami itu?, tanpa harus dijejali dengan vaksin-vaksin yang bisa merenggut nyawa dan menyebabkan terjadinya kerusakan-kerusakan syaraf  yang ada.
Posted on 22.17 by THANK YOU and filed under , , , | 0 Comments »

0 Komentar:

Posting Komentar